aplikasi web interaktif satu halaman untuk memandu Anda dalam menentukan nilai acuan dan SDPA sesuai ISO 13528:2022 untuk uji profisiensi dengan tiga peserta.
Aplikasi ini akan memecah proses yang kompleks menjadi langkah-langkah yang mudah dipahami, lengkap dengan kalkulator interaktif dan studi kasus untuk memvisualisasikan hasilnya.
Panduan Uji Profisiensi (n=3)
ISO 13528:2022Menghadapi Uji Profisiensi dengan Peserta Terbatas
Menyelenggarakan uji profisiensi dengan hanya tiga laboratorium peserta memberikan tantangan unik, terutama dalam menentukan nilai acuan dan kriteria evaluasi yang andal. Panduan interaktif ini akan membantu Anda menerapkan metode yang sesuai dengan standar ISO 13528:2022.
Memilih Metode Nilai Acuan yang Tepat
Nilai acuan (assigned value, xₚₜ) adalah estimasi terbaik dari nilai benar. Dengan peserta sedikit, prioritas metode menjadi sangat penting untuk menghindari bias. Berikut adalah urutan metode yang direkomendasikan.
Peringkat 1: Nilai yang Diketahui (Known Values)
Metode paling ideal. Nilai acuan ditentukan secara independen dari hasil peserta, biasanya melalui:
- Bahan Acuan Bersertifikat (CRM): Nilai diambil dari sertifikat CRM yang digunakan sebagai sampel.
- Formulasi: Nilai dihitung dari massa atau volume konstituen yang ditambahkan saat penyiapan sampel.
Peringkat 2: Nilai Konsensus dari Laboratorium Ahli
Jika nilai yang diketahui tidak tersedia, gunakan sekelompok kecil laboratorium ahli (di luar peserta) yang kompetensinya terjamin untuk menganalisis sampel. Nilai acuan adalah rata-rata dari hasil lab ahli tersebut.
Peringkat 3: Nilai Konsensus dari Peserta
Opsi terakhir yang harus digunakan dengan sangat hati-hati karena sangat rentan terhadap hasil pencilan (outlier).
- Gunakan statistik yang kuat (robust), seperti **median**, bukan rata-rata. Median lebih tahan terhadap nilai ekstrem.
- Jika satu hasil sangat berbeda dari dua lainnya, pertimbangkan untuk tidak menetapkan nilai acuan dan tidak melakukan evaluasi kuantitatif.
Kalkulator Median (Contoh)
Masukkan 3 hasil lab untuk melihat cara kerja median.
Menetapkan Standar Deviasi (σₚₜ)
Standar deviasi untuk penilaian profisiensi (σₚₜ atau SDPA) adalah kriteria untuk mengevaluasi kinerja. Nilai ini harus merefleksikan presisi yang diharapkan dari laboratorium kompeten, dan **tidak boleh** dihitung dari hasil 3 peserta saat ini.
Metode 1: Berdasarkan Persepsi (By Perception)
Cara paling umum dan direkomendasikan. SDPA ditentukan berdasarkan tujuan atau ekspektasi kinerja, melalui:
- Presisi dari Metode Standar: Menggunakan data presisi (misal, simpangan baku reprodusibilitas, $s_R$) yang tertera pada metode acuan (SNI, AOAC).
- Tujuan Kualitas Analitis: Menetapkan SDPA berdasarkan persyaratan regulasi atau kebutuhan industri (misal, CV maks 5%).
- Model Umum: Menggunakan model presisi yang telah ada, seperti persamaan Horwitz.
Metode 2: Dari Data Uji Profisiensi Sebelumnya
Jika Anda memiliki data dari putaran uji profisiensi sebelumnya (dengan jumlah peserta lebih banyak), Anda dapat menggunakan nilai standar deviasi dari data historis tersebut sebagai acuan SDPA.
Kalkulator SDPA
Simulasikan perhitungan SDPA berdasarkan tujuan kualitas analitis (CV%).
Metode yang Tidak Dianjurkan
Menghitung SDPA dari hasil ketiga peserta saat ini. Perhitungan standar deviasi dari 3 data tidak stabil secara statistik dan akan menghasilkan evaluasi yang tidak andal.
Studi Kasus: Analisis Protein Tepung Ikan
Mari kita gabungkan semua konsep. Masukkan data uji profisiensi untuk menghitung z-score dan melihat visualisasi kinerja. Ingat, xₚₜ dan σₚₜ idealnya berasal dari sumber eksternal (CRM, lab ahli, metode standar).
Input Data Uji Profisiensi
Hasil Evaluasi Kinerja (z-score)
Hasil akan ditampilkan di sini setelah analisis.