Mengapa Judgement-based Sampling menjadi pilihan utama Auditor
Di dalam sebuah laboratorium
yang diakreditasi ISO/IEC 17025 : 2017, setiap sudutnya adalah sebuah ekosistem
presisi. Ini bukan sekadar ruangan berisi peralatan canggih, melainkan sebuah
dunia di mana kepercayaan dibangun di atas data yang valid dan hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan. Di jantung ekosistem inilah seorang auditor melangkah,
bukan sebagai penghukum, melainkan sebagai seorang penjaga gerbang kepercayaan.
Pertanyaannya, bagaimana sang penjaga gerbang ini dapat memastikan seluruh
benteng kualitas itu kokoh hanya dengan memeriksa beberapa titik saja?
Jawabannya tidak terletak
pada dadu atau undian acak, melainkan pada sebuah alat yang jauh lebih tajam
dan terasah: penilaian profesional (professional judgement).
Inilah mengapa Judgement-based
Sampling menjadi metode pilihan utama yang paling sering digunakan.
Benang Merah Kualitas:
Fokus pada yang Kritis
Bayangkan sistem manajemen
laboratorium sebagai sebuah permadani yang ditenun dengan sangat rumit. Ada
ribuan benang yang membentuknya: rekaman kalibrasi, laporan hasil uji, catatan
pelatihan personel, hingga data validasi metode. Seorang auditor yang menggunakan
Statistical Sampling mungkin akan menarik beberapa benang secara acak.
Ia mungkin menemukan benang yang sempurna, atau mungkin benang yang sedikit
usang. Namun, apa yang terjadi jika ia melewatkan benang utama yang
menopang seluruh struktur permadani itu?
Auditor yang berpengalaman
memahami bahwa tidak semua benang diciptakan sama. Ada beberapa titik dalam
sistem yang memegang bobot kualitas yang jauh lebih besar. Inilah urat
nadi laboratorium:
- Alat Ukur Utama: Timbangan analitik yang menjadi dasar setiap
penimbangan, atau reference standard yang menjadi acuan tertinggi.
Sebuah penyimpangan kecil di sini akan merambat dan membesar di setiap
hasil akhir.
- Metode Paling Kompleks: Pengujian yang melibatkan banyak
tahap, reagen, dan interpretasi data. Di sinilah potensi kesalahan
manusia dan teknis paling besar.
- Personel Kunci: Analis yang bertanggung jawab atas pengujian
paling kritis atau yang baru saja bergabung dan kompetensinya perlu
diverifikasi secara mendalam.
Dengan judgement,
auditor tidak membuang waktu memeriksa hal-hal sepele. Ia langsung menuju
jantungnya, menyelami area-area yang paling berisiko. Ia memilih sampel bukan
karena kebetulan, tetapi karena kepentingan dan dampak kritikalnya
terhadap validitas hasil akhir.
Menelusuri Jejak Audit:
Mengikuti Alur Cerita Data
Setiap angka yang tertera di
laporan hasil uji memiliki sebuah cerita. Ia lahir dari sebuah proses, dibentuk
oleh sebuah metode, diukur oleh sebuah alat, dan dicatat oleh seorang analis.
Audit ISO/IEC 17025 : 2017 yang efektif adalah seni menelusuri jejak cerita
ini dari hilir ke hulu.
Seorang auditor mungkin
memulai dari satu laporan hasil uji yang dipilihnya karena melibatkan pelanggan
penting atau parameter yang tidak biasa (judgement). Dari sana,
ia akan bertanya:
- "Alat apa yang digunakan?" → Lalu
ia meminta rekaman kalibrasi alat tersebut.
- "Siapa yang melakukan pengujian?" →
Lalu ia memeriksa catatan pelatihan dan kompetensi analis tersebut.
- "Bagaimana metode ini divalidasi?"
→ Lalu ia meminta laporan validasi metode yang relevan.
Proses investigatif ini,
yang mengalir secara logis dari satu bukti ke bukti lainnya, adalah inti dari Judgement-based
Sampling. Mustahil untuk mengikuti alur cerita yang koheren jika sampel
dipilih secara acak. Sampel acak akan memberikan potongan-potongan puzzle
dari cerita yang berbeda-beda, sementara judgement memungkinkan auditor
untuk menyusun satu puzzle cerita secara utuh hingga gambaran besarnya
terlihat jelas.
Efisiensi dan Kedalaman:
Seni Melihat Hutan dari Beberapa Pohon
Audit memiliki batas waktu.
Auditor tidak memiliki kemewahan untuk memeriksa segalanya. Judgement-based
Sampling adalah perwujudan efisiensi yang cerdas. Daripada memeriksa 50
rekaman suhu kulkas yang stabil, seorang auditor yang bijak akan lebih memilih
untuk menghabiskan waktunya menyaksikan satu siklus pengujian kromatografi yang
kompleks.
Ini adalah tentang kedalaman,
bukan keluasan. Dengan memilih beberapa sampel kunci secara sengaja,
auditor dapat melakukan pemeriksaan yang jauh lebih mendalam dan substantif
pada setiap sampel tersebut. Ia dapat menggali lebih jauh, bertanya lebih
tajam, dan memahami konteks di balik setiap catatan. Pada akhirnya, dengan
memeriksa beberapa "pohon" yang paling representatif dan paling vital
dengan saksama, ia dapat memperoleh pemahaman yang akurat tentang kesehatan
"hutan" kualitas laboratorium secara keseluruhan.
Pada akhirnya, Judgement-based
Sampling dalam audit ISO/IEC 17025 : 2017 bukanlah sebuah jalan pintas,
melainkan sebuah demonstrasi keahlian. Ia adalah simfoni yang harmonis
antara pemahaman teknis yang mendalam, pengalaman bertahun-tahun, dan intuisi
yang terasah. Ia adalah cara seorang auditor untuk menghormati kompleksitas
laboratorium dengan tidak memperlakukannya sebagai kumpulan data acak,
melainkan sebagai sebuah sistem hidup yang saling terhubung, di mana beberapa
bagian memegang kunci atas nasib keseluruhannya.